DOKTER CENTIL
- Home
- Cerita ngentot
- DOKTER CENTIL
DOKTER CENTIL
Cerita Sex Terbaru | Perkenalkan namaku Jihan, sosok perempuan yang lahir dari keluarga yang cukup berada,
namun aku memilki keanehan yang sangat berbeda dengan perempuan pada umumya. Aku paling
tidak suka jika aku dipaksa oleh mamahku untuk memakai BH, dari kecil sampai sekarang aku
sudah bekerja kebiasaan itu gak pernah bisa aku hilangkan dari diriku. Sedangkan
payudaraku cukup besar dan putting susuku yang juga lumayan besar jadi bisa dilihat dari
luar kaos yang aku kenakan, namun yang anehnya aku gak malu dengan keadaan itu, bahkan aku
menjadi PD karena aku bisa menjadi pusat perhatian dari orang-orang.
Sekarang umurku 29 tahun, aku bekerja sebagai dokter disalah satu rumah sakit ternama
dikotaku. Teman-temanku sering berbicara tentang pakaianku yang selalu ketat dan
menujukkan putting susuku tapi aku dengan cuek membiarkan saja dan lama-lama teman-temanku
menjadi bosan sendiri dan membiarkanku. Namun para okter cowok kebanyakan malah pada suka
dengan penampilanku kaena aku bisa menjadi pemandangan bagi mereka. Dalam hubungan Sex gak
perlu dipertanyakan lagi, aku sudah mahir karena sejak kuliah otak ku sudah di isi dengan
yang begituan. Sampai pada akhirnya semua ini terjadi.
Waktu itu aku ditugaskan oleh rumah sakit untuk mengikuti pertemuan diluar kota. Dan dari
rumah sakit mengirimkan aku dan Herman untuk menghadiri pertemuan tersebut. Herman adalah
dokter serumah sakit denganku, wajahnya juga lumayan ganteng, tingginya sekitar 170cm
dengan tubuhnya yang agak gemukan namun gak terlalu gemuk cukuo seimbang dengan tingginya.
Herman ini ketika sedang dinas sering melirik kearah buah dadku namun aku membiarkanya
dengan pura-pura tidak mengetahuinya. Terkadang aku juga melirik herman karena jambangnya
dan berewoknya sangat menggoda kaum wanita. Sebenarnya sebagai wanita normal aku juga
sedikit suka dengan herman, namun aku diam saja memendamnya.
Naaah sampainya dikota yang kita tuju, kita tidak langsung masuk dikamar yang telah
disediakan oleh panitia. Kita makan dulu direst yang ada dihotel tempat kita akna
menginap. Sepanjang perjalanan sampai direst aku melihat herman terus memandangi bagian
dadaku. Karena pada waktu itu aku menggunakan pakaian yang sangat setrit dan sangat minim
jadi putting susu ku bisa terlihat dengan jelas. Di resto herman sempat menggodaku dengan
pujian-pujiannya yang terus menyanjung kecantikan dan keseksianku. Aku yang dipuji herman
secara terus-menerus pun menjadi senang, karena kau jarang mendapat perlakuan baik dan
pujian seperti yang dilakukan oleh herman. Setelah selesai makam, akhirnya kita langsung
masuk kamar kita menginap. Kamar kita sebelahan dengan pintu masing-masing kamar satu
tidak ada pintu tembusan antara kamar kita.
Karena kunci pintu inilah akhirnya peristiwa ini terjadi. Rupanya waktu aku masuk ke kamar
tadi aku lupa mencabut kembali kunci pintunya, aku langsung saja masuk dan menutup pintu
sehingga anak kunci tetap tergantung di luar tanpa kusadri . Di dalam kamar aku langsung
menanggalkan rok miniku dan duduk di tempat tidur. Kurebahkan badanku sambil kakiku tetap
terjulur ke lantai hingga posisi pahaku agak terbuka dan gundukan daging di pangkal
selangkanganku jadi lebih menantang ke depan posisinya. Mungkin karena perjalanan yang
cukup melelahkan tadi ditambah tadi malam aku kurang tidur, maka aku sempat tertidur pulas
dalam posisi seperti tadi. Waktu aku tidur Herman rupanya mendatangi kamarku. Waktu
diketuk-ketuknya pintu kamarku dan tidak ada jawaban, namun melihat anak kunci tetap
tergantung di luar kamarku membuat Herman penasaran dan mencoba membuka pintu kamarku.
Herman cukup terkesima melihat pemandangan di hadapannya, seakan hampir tidak percaya apa
yang sedang terlihat. Dicabutnya anak kunci yang tergantung di luar kamar tadi dan
dikuncinya pintu kamar dr dalam.Cerita Sex Terbaru
Kini Herman sudah berada dalam kamarku, sementara aku sedang tidur pulas dalam posisi yang
cukup merangsang semua lelaki yang melihatnya. Entah berapa lama Herman memandangi lekuk
tubuhku jg bagian selangkanganku yang praktis tanpa penutup lagi itu, karena CD model G
SSulastring yang kukenakan praktis bukan sebagai penutup yang sebenarnya dikarenakan
bentuknya yang mini itu tadi, sehingga setiap bagian selangkanganku bisa terlihat dengan
jelas sekali oleh Herman, yang kusadr waktu aku mulai terbangun karena aku merasakan ada
rasa geli merambah daerah pinggiran selangkanganku, rasanya geli dan nikmat, dan ternyata
waktu aku sadar dan terbangun dr tidurku, aku cukup dikejutkan oleh sosok Herman yang
sedang menjilati pangkal pahaku. “Hey. . , Her. . , gila kamu!”, hardikku tidak sungguh-
sungguh. Herman tidah menjawab. Lidahnya tetap menjelajahi selangkanganku. Mengetahui aku
sudah terbangun, kini jilatannya sudah tidak perlu dilakukannya dengan hati-hati lagi. Ke2
telapak tangannya memegang ke2 lututku dan didorongkannya sedikit ke atas sehingga bukit
kemaluanku lebih menungging menghadap ke atas, pahaku lebih dikangkangkannya lagi, posisi
pantatku berada di bibir tempat tidur dan posisi Herman berjongkok di lantai sedangkan
kepalanya berada di pangkal pahaku dan lidahnya tetap dijulurkan menyapu celah-celah
lipatan selangkanganku. Waktu itu CD-ku telah basah oleh lendirku sendiri.
Tali ikatan CD-ku di kiri dan kanan pinggang digigit dan ditarik dengan giginya hingga
terpampang jelas sudah bentuk dan lekuk vaginaku di hadapan Herman yang wajahnya hanya
berjarak sekian centimeter saja dr kemaluanku. Vaginaku mulai dijilatinya, lidahnya
menjalar di sepanjang bibir vaginaku, dikorek-korekkannya dengan lidah celah-celah lipatan
vaginaku. Lidahnya dijulurkan dan digesekkan naik turun sambil sesekali menari-nari di
ujung klitorisku. Aku hanya bisa merasakan nikmatnya sambil meremas-remas buah dadaku
sendiri dengan penuh nafsu, dan nyatanya nafsuku memang sudah memuncak sekali. Cairan
lendir yang keluar dr liang vaginaku semakin deras. Herman dengan lahap menghisapnya tanpa
merasa jijik. Bibirnya terus mencium dan melumat habis bibir vaginaku. Dpt kurasakan
hisapan mulutnya yang kuat menghisap liang vaginaku, lidahnya menjulur masuk ke dalam
liang vaginaku dan sempat menyentuh dinding bagian dalamnya hingga saking dalamnya
mulutnya menekan kemaluanku, hidung Herman yang mancung menempel dan menekan klitorisku.
Aku mendptkan kenikmatan lebih, apa lagi waktu wajahnya dengan sengaja digeleng-gelengkan
ke kiri dan ke kanan dengan posisi hidungnya tetap menempel di klitorisku dan bibirnya
tetap mengulum bibir kemaluanku sambil lidahnya terus mengorek liang senggamaku.
Aku tak kuasa membendung cairan hangat yang semakin deras mengalir membasahi vaginaku.
“Oocch! Heerr. Teruu. Uus! Aku orgasme Her. . “, suaraku semakin parau saja. Kugoyangkan
pantatku mengikuti irama gesekan wajah Herman yang terbenam di selangkanganku dan aku
merasakan cairan kental dr vaginaku menyembur keluar. Kujepit kepala Herman dengan pahaku,
badanku menggigil hebat bagaikan orang kejang. Aku menarik nafas panjang sekali, sambil
melepas semburan terakhirku yang sejak tadi telah dihisap dan ditelan Herman dengan rakus
sekali hingga habis semua cairan yang ada di sekitar kemaluanku.
Herman tetap dengan asyiknya menjilati vaginaku. Dengan lahapnya Herman menelan semua
lendirku hingga tanpa tersisa setetes pun. Setelah benar-benar bersih, Herman menaikkan
jilatannya ke atas, ke arah perutku. Lidahnya bermain-main di pusarku sambil tangannya
melepas T Shirt yang kupakai. Kubantu tangan Herman agar mudah melepaskannya. Merasa bahwa
aku memberi lampu hijau, tangan Herman langsung meraba dan meremas ke2 buah dadaku,
jilatannya jg semakin naik menuju buah dadaku. Tanpa sepengetahuanku, ternyata waktu
menjilat kemaluanku tadi, Herman melakukan jilatan sambil menanggalkan seluruh pakaian dan
celananya termasuk jg CD yang dia pakai. Piawai sekali dia menanggalkan pakaian tanpa
sepengetahuanku, pikirku dalam hati. Jadi waktu jilatan Herman merambah naik ke atas
tubuhku, dapat kurasakan kulit tubuhnya yang sudah tanpa busana alias bugil tanpa sehelai
benang pun menutupi bagian tubuhnya yang tinggi dan ramping ini menyentuh langsung kulit
tubuhku. Jengkal demi jengkal jilatannya semakin naik. Mulut Herman sudah sampai ke
dadaku. Kini giliran buah dadaku dijilatinya, mulut Herman seakan ingin menelan habis buah
dadaku, jelas ukuran buah dadaku tidak cukup masuk semua ke dalam mulut Herman, namun
lidahnya kini menari-nari di ujung puting susuku. Jari tangan kanannya meraba-raba
selangkanganku, menggesek-gesek klitorisku hingga vaginaku basah lagi, nafsuku naik
kembali. Sementara tangan kiri Herman tetap meremas buah dadaku dan tangan kanannya tetap
bergerilya di kemaluanku, bibir Herman kini mencium dan melumat bibirku.
Kubalas lumatan bibir Herman dengan penuh nafsu, kujulurkan lidahku masuk ke rongga
mulutnya. Herman menghisap lidahku, secara bergantian Herman jg menjulurkan lidahnya ke
dalam mulutku dan kubalas dengan hisapan pula, kami berpagutan penuh nafsu. Kini Herman
membetulkan posisinya sehingga berada di atasku, batang kemaluannya sudah mengarah ke
hadapan liang vaginaku, bagaikan rudal yang sudah siap ditembakkan ke sasarannya. Aku
merasakan sentuhan ujung batang kemaluan Herman di belahan vaginaku, kepala batang
kemaluannya terasa keras sekali. Dengan sekali dorongan, kepala penis Herman langsung
menusuk liang vaginaku. Ditekannya sedikit kuat sehingga seluruh bagian kepala penisnya
terbenam ke dalam liang senggamaku. Walau batang kemaluannya belum sempat masuk, aku
merasakan getaran-getaran yang membuat otot vaginaku berdenyut, cairan yang membasahi
vaginaku membuat batang kemaluan Herman yang tidak terlalu besar ini mudah sekali masuk ke
dalam liang vaginaku hingga dengan sekali dorongan lagi maka batang kemaluan Herman pun
masuk ke dalam sarangnya, blee. ess. Begitu merasa batang kemaluan Herman sudah memasuki
liang senggamaku, kubalik badan Herman dengan posisi sekarang aku berada di atas tubuhnya,
kududuki batang kemaluannya yang ternyata cukup panjang itu
Walau aku tidak mengetahui berapa tepatnya panjang penis Herman karena tadi memang jg
tidak sempat melihatnya, namun aku dpt merasakan penis Herman yang masuk ke vaginaku cukup
panjang, rasanya seakan menusuk masuk ke dalam mengoyak rahimku. Kugoyangkan pantatku dan
kuputar-putarkan, kukocok naik turun hingga batang kemaluan Herman setengahnya keluar
masuk bermain di dalam liang vaginaku, tangan Herman masih sempat meremas-remas ke2 buah
dadaku. Kini giliran Herman yang tidak tahan lagi dengan permainanku, ini dpt kulihat dr
gelengan kepalanya menahan nikmat yang sebentar lagi tampaknya akan menyembur keluar. Dan
ternyata benar jg, Herman memberikan aba-aba padaku bahwa dia akan mengalami orgasme.
“Kita ke. luar sama-sama. . , uuuhh. . , aahh. . “, rintihku sambil mempercepat kocokan
dan goyangan pantatku. “Uuu. Uucch! Oo. Oocch! Aa. Aacch!” Akupun orgasme secara bersamaan
dengan Herman, bibir vaginaku mengeluarkan kedutan hingga meremas batang kemaluan Herman
yang masih berada dalam liang senggamaku, aku yakin remasan bibir vaginaku tadi membuat
sensasi tersendiri bagi batang kemaluan Herman. Sperma Herman dan lendir vaginaku
bercampur menjadi satu membanjiri liang vaginaku. Karena posisiku berada di atas, maka
cairan kenikmatan itu mengalir keluar merembes melalui batang kemaluan Herman sehingga
membasahi selangkangannya, banyak sekali dan kurasakan sedikit lengket-lengket agak kental
cairan yang merembes keluar itu tadi. Kami ber2 akhirnya terkulai lemas di tempat tidur,
posisiku tengkurap di samping Herman yang terkulai telentang memandang langit-langit
kamar.
Kami berdua sempat tertidur sebentar, setelah itu kami bersama-sama mandi. Kamar mandi
hotel tidak terlalu besar namun cukup bagus, ada ruangan berbentuk segi empat di dalam
kamar mandi, bentuknya kira-kira seperti lemari kaca. Kami ber2 masuk ke dalamnya dan
menyalakan shower, aku dan Herman saling bergantian menggosok tubuh kami, demikian pula
waktu menyabuni tubuh kami lakukan bergantian, saling raba, saling remas, namun mengingat
kami harus buru-buru menghadiri acara makan bersama, maka kami tidak meneruskan melakukan
hubungan Sex kembali.
Terus terang sebenarnya waktu itu kami sudah sama-sama bernafsu kembali, namun apa boleh
buat, terpaksa kami tunda. Selesai mandi, Herman bergegas kembali ke kamarnya yang
terletak persis di sebelah kamarku, dan aku pun ikut bergegas mengenakan pakaianku, rok
mini yang tadi kupakai. Aku hanya mengganti celana dalam dan T Shirtku saja, T Shirt yang
hampir sama dengan yang kupakai tadi waktu berangkat dr Surabaya, hanya yang kini kupakai
warnanya krem sesuai dengan warna rok miniku. Celana dalam yang kupakai petang ini jg
model G SSulastring, namun warnanya putih. Setelah merapikan penampilanku, kukenakan
blazerku tadi. Sambil memandang wajahku di kaca, kurapikan rambutku, kusemprotkan sedikit
parfum di ketiakku kemudian aku keluar kamar yang hampir bersamaan waktunya dengan Herman
yang jg keluar dr kamarnya, lalu kami berdua langsung berjalan menuju areal dimana
diadakan acara jamuan makan malam tersebut.-,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,